Gempa
yang berpusat di Sulawesi Tengah, tepatnya di Donggala pada hari Jumat (28
September 2018) pada pukul 18.30 WITA menyebabkan jaringan telekomunikasi di
daerah tersebut tengganggu. Bagaimana tidak terganggu, gempa bumi tektonik dengan
magnitudo 7,7 yang getarannya juga sampai dirasakan oleh penduduk Palu dan Poso
membuat jaringan listrik terputus.
Dilasnsir
dari kompas.com, sampai pada pukul 18:00 WIB, ada 276 base transceiver station (BTS) yang tidak bisa beroperasi, dari
hasil pemantauan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika.
Apa yang
dimaksud dengan base transceiver station
(BTS) ?
Base transceiver station (BTS) adalah salah satu perangkat telekomunikasi yang
memberikan fasilitas penghubung antara piranti komunikasi dan jaringan
operator. Piranti komunkasi itu bisa jadi telepon, handphone, dan sebagainya. Disisi lainnya, jaringan operator itu
sendiri adalah GSM, CDMA, atau platform TDMA. Jadi itulah sekilas mengenai BTS.
Pasokan
listrik yang berkurang dikarekan bencana alam yang katanya berpotensi sebagai
Tsunami. Sudah pasti jaringan telekomunikasi juga akan terganggu, ha ini
keduanya saling memiliki keterkaitan. Namun, operator telekomunikasi sedang
mengupanyakan pemulihan pasokan listrik melalui Mobile Backup Power (MBP), yang sementara menunggu pemulihan
listrik dari PLN.
Dalam
mengupayakan tanggap terhdap bencana alam, sebelumnya Kementrian Kominfo dan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah bekerja sama untuk
menyampaikan informasi melalui pesan singkat terhadap pengguna ponsel disekitar
Donggala. Adapun pesan singkat ini berisi mengenai peringatan dini terhadap
benacana Tsunami (dikutip dari kompas.com)
Bencana
alam tidak dapat secara spesifik kita prediksi, tapi bagaimana kita menghadapi
bencana dengan bijak dan tenang agar tidak menimbulkan hal yang sangat
merugikan apalagi sampai menelan korban jiwa.
No comments:
Post a Comment