Saturday, 15 September 2018

PERMAINAN PIKIRAN DENGAN NEGOSIASI ALA CHINA





Tepat pukul 2:00 pm watu setempat, Smarthphone saya berbunyi. Rupanya ini panggilan dari Ahua. Ahua adalah seorang laki – laki translator dari bahasa mandarin ke Indonesia. Kebetulan perusahaan tempat saya kerja yang bergerak di bidang kontruksi bekerja sama dengan perusahaan asaln China. Dan Ahua adalah salah satu translator yang sangat bisa di andalkan, dia bekerja di perusahaan dari China ini.

Mobil strada putih saya nyalakan hendak menjumpai si Ahua. Tanpa basa – basi saya lansung injak gas untuk menuju ke kantor perusahan dari China ini. Cuaca panas tidak lagi terasa karena buru – buru menuju kesana. Kantor sementara berwarna putih dengan seng warna biru dan juga kolom besi dicat warna senada dengan seng adalah cirri khas dari kantor sementara di lapangan pekerjaan atu sering kami sebut site office.

Tanpa sadar saya langsung mencari Ahua, yang setau saya sering nongkrong di ruangan kesehatan dan disini juga menjadi tempat perkumpulan mereka para translator. Ahua pun ada di dalam sambil memainan smarthpone-nya.

“Bang, tadi telpon mau jumpai siapa diminta datang ke kantor mereka,” kalimatku mengarah ke Ahua yang sedang asik menggunakan telpon genggamnya.

“Wah, cepat juga datangnya, tanggap sekali anda ini”, jawab Ahua dengan seyumannya yang khas.

Ahua translator yang memang sering kami ajak sebagai penghubung dengan mereka, dan dia juga salah satu translator senior di lokasi tempat kami kerja.

“Tadi Si Mr. Xinli meminta saya untuk menghubungi anda, dia bilang ada yang mau dibcarakan”, sambung Ahua.

Xinli adalah salah satu accounting di perusahaan China yang menjadi partner kerja kami. Dia memang agak susah dalam berbahasa Inggris jadi yang kami andalkan sebagai perantara adalah si Ahua.

Kami pun langsung menuju ruangan accounting untuk membicarakan hal tersebut. Mr. Xinli sudah siap dan langsung menyambut kami.

Ahua langsung mengatakan kepada kami silakan duduk, ini dari bahasa tubuh Xinli yang menunjuk kea rah tempat duduk.

“Tunggu sebentar, ada orang lain mau jumpai anda”, Ahua langsung menerjemahkan apa yang di bilang si Xinli.

“Siapa yang mau jumpa dengan saya ?” aku langsung menjawab.

“Shitong”, jawab Ahua dengan tegas.

Saya pun duduk sambil menunggu Sitong datang keruangan itu. Shitong adalah seorang enginer yang bertugas menghitung quantity pekerjaan yang kami laksanakan. Ini terkait dengan pihak accounting karena ada perkalian harga dengan quantity yang dikerjakan.

Tidak lama Shitong pun datang ke ruangan tepat saya dan Ahua menunggu sambil di ikuti Xinli. Sebelumnya kenapa kami diarahkan langsung keruangan accounting karena memang sekilas saya lihat di ruangang enginer mereka sangat ramai, mungkin sedang mendiskusikan sesuatu. Shitong pun duduk sambil memperlihatkan setumpukan dokumen dan langsung berbicara dengan Ahua.

‘Begini pak, maksud dari bapak Shitong ini ada ketidak sesuaian dengan perhitungan kita sebelumnya, jadi mau di rubah dan di sesuaikan dengan data yang sudah disetujui besama”, Ahua menerangkan pada kami.

“Lho kenapa bisa begitu pak, soalnya kan dari lima bulan yang lewat kita tidak pernah lewat dari pembahasan ini”, jawabku dengan penuh pertanyaan.

Ahua pun langsung menyampaikan dalam bahasa Mandarin kepada Shitong.

“Ketidak sesuaian ini tidak beda jauh dengan yang kita hitung kemaren, kita tinggal mencocokkan data yang sudah di setujui bersama dan membuatnya sebagai kesimpulan untuk menjadi dasar dari pembayaran’’, Ahua menyampaikan maksud mereka dalam hal ini Xinli dan Shitong.

Saya pun sejenak terdiam sambil berpikir mengenai pernyataan mereka. Dalam pikiran saya sama dengan kejadian sebelumnya. Kami sengaja dipancing untuk membuat suatu keputusan yang cepat, permainan pikiran mereka sangat terlihat.

“Tidak bisa begitu pak !, apa yang sudah kita capai dalam waktu lima bulan sebelumnya akan cacat apabila kami menyetujui hal ini”, saya langsung menjawab dengan tegas.

Raut wajah Xinli dan Shitong langsung memerah, karena pernyataan kami. Dengan nada yang cukup menekankan menurut saya dia menyampaikan pada Ahua. Saya memang tidak bisa berbahasa Mandarin tetapi saya memperhatikan nada bicara dan gerak tubuh dari mereka. Marah dan kecewa dengan pernyataan kami tersebut.

“Apa yang kita lakukan dalam menuju kesepakaan ini sudah sampai pada tingkat hight management  kami pak, jadi kalau kita ubah akan kembali ke awal dan sema yang sudah kita capai tidak ada gunanya lagi”, kami menjelaskan pada mereka.

Diruangan tersebut menjadi memanas karena perdebatan kami, saya pun tidak mau kalah mempertahankan apa yang menjadi pencapaian kami selama lima bulan sebelumnya.

Saya pun teringat akan satu hal, mereka mengarahkan pemikiran kami untuk megambil keputusan dengan cepat. Hal ini akan jadi suatu peluang bagi mereka untuk memperoleh suatu keuntungan dan bisa merugikan pada kami.

Kami pun tidak mau membuat keputusan dengan gegabah dan langsung melaporkan hal ini pada hight management perusahaan.

Perdebatan siang itu pun selesai dengan sedikit kekecewaan pada kami, karena perusahaan dari China ini sangat tidak konsisten dengan apa yang mereka putuskaan sebelumnya. Kami pun keluar ruangan sambil menunggu surat dari hight management sesuai dengan keputusan sebelumnya.

No comments:

Post a Comment

RECENT PUBLISHED

BAYANGAN

Berjalan di gang sempit Tatapan mata yang kosong diantara jalan yang terhimpit Terasa Sakit Di ikuti bayangan yang rumit Rumit .....

Popular Feed

Recent Story

Translate

Back To Top