Suku bajo merupakan suku
yang mampu menyelam tanpa bantuan dari alat selam yang sering atau biasa
digunakan. Kemampuan unik ini tidak tanggung, dilansir dari kompas.com
penyelam dari Suku Bajo mampu berada di dalam air selama 13 menit, bahkan
mencapai kedalaman 70 meter. Suku Bajo memang kalau dari lokasi tempat
tinggalnya berada di atas laut. Kemampuan yang menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan untuk dapat bertahan hidup mungkin menjadi salah satu alasanya.
Akan tetapi utnuk ukuran
manusia biasa yang hanya mampu menyelam tanpa bantuan alat pernapasan di dalam
air bisa di hitung dalam beberapa detik saja. Itupun tidak sampai dengan
kedalaman seperti Suku Bajo ini. Kalau pengalaman saya menyelam tanpa
menggunakan alat bantuan pernapasan hanya mampu 75 detik dan dengan kedalaman
kira – kira 8 – 10 meter saja. Itu pun perlu proses latihan yang cukup lama
untuk mencapainya.
Darimanakah asal usul Suku
Bajo ?
Suku Bajo kata lainnya Suku
Sama adalah suku bangsa dengan tanah asalnya dari Kepulauan Sulu, Filipina
Selatan. Suku Bajo memang terkenal dengan hidup yang berpindah – pindah dan
berada diatas laut atau sering juga disebut dengan gipsi laut (pengaruh yang
bertempat tinggal di atas laut). Kawasan penyebaran dari Suku Bajo ini juga
bisa dibilang lintas antara negera. Suku Bajo banyak menempati di Negara Filipna,
Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia.
Di Indonesia sendiri wilayah
penyebaran dari Suku Bajo ini ada beberapa lokasi yaitu, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Sapaken, Sumenep dan masih ada beberapa wilayah Indonesia
timur lainnya yang menjadi penyebaran dari Suku Bajo ini.
Kemampuan menyelam bebas di
dalam air laut biasa di lakukan oleh Suku Bajo untuk menangkap ikan, gurita dan
kepiting. Penyelaman yang hanya bermodalkan tombak untuk menangkap hewan
tersebut di lakukuan setiap hari oleh Suku Bajo.
Dilansir dari kompas.com,
Llardo adalah seorang peneliti yang langsung berhubungan dengan Suku Bajo di
Jaya Bakti. Ia membandingkan Suku Bajo dengan suku yang lain tidak memiliki
kebiasaan untuk menyelam.
Dari hasil yang di dapat
dengan penelitiannya tersebut, rata – rata penduduk suku Bajo memiliki limpa 50
persen lebih besar dibanding dengan Suku Saluan (yang merupakan pembanding
dalam penelitian Llardo).
Yang kita ketahui limpa
merupakan organ yang penting dalam melakukan penyelaman. Organ limpa ketika
seseorang melakukan aktivitas menyelam lebih banyak melepaskan oksigen ke dalam
darah kita yang sedang menahan napas dan mengalami tekanan dalam air.
Dalam penelitiannya ini dia
sangat optimis tehadap Suku Bajo, menyelam dengan tanpa bantuan alat ini dalam
penelitiannya hapir mirip dengan penyakit hipoksia akut. Penyakit ini seseorang
akan mengalami kehilangan oksigen dalam tubuhnya dengan cepat. Banyak kejadian
dengan kondisi ini menyebabkan kematian. Dengan memahami tubuh ketika mengalami
kekurangan oksigen bisa mejadi pencegahan hipoksia. Yang artinya dengan
memahami Suku Bajo ini bisa menjadikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
hipoksia.

No comments:
Post a Comment