Langit
merah
Matahari
terbenam
Di
sudut rumah halaman belakang
Bercerita
tentang pagi yang lapang
Sahut
menyahut dengan pandang
Ketika
senja di halaman belakang
Dia
datang dengan penuh harapan
Dengan
letih pagi yang terngiang
Kerut
wajah tegas
Kau
ceritakan kejadian
Kau
ceritakan kemampuan
Kau
serahkan kepada Tuhan
Menjelang
senja di halaman belakang
Cerita
polos apa adanya terlontar dari bibir hitam
Berjuang
dengan kemampuan yang kau andalkan
Sambil
menikmati pemandangan senja di halaman belakang
Penglihatan
yang mualai kurang jelas
Pendengaran
yang sudah tidak pas
Kulit
tangan yang legam terkena matahari pagi
Dengan
rambut mulai terlihat kusut
Tetapi
yakin dengan cerita masa depan
Sambil
berserah pada Yang Maha Esa
Dan
berbagi pada yang muda
Senja di halaman
belakang
Puisi ini menceritakan
dan sekedar ingin menyampaikan pesan perjuangan seorang yang sudah kalau bahas
mengenai umur tidak ada bandingnya dengan yang masih muda sangat jauh
perbedaanya. Beliau ini kalau masalah pendengaran dan penglihatan sudah sangat
kurang.
Tetapi yang saya ambil dari
beliau adalah semangat kerja yang dia miliki. Sangat bagus menurut saya. Dengan
usia yang sudah tidak muda lagi masih berjuang untuk kelanjutan hidupnya. Kalau
masalah umur prduktifnya mungkin sudah lewat lah.
Saya pun belajar dari
beliau, yah bagaimana cara menajaga semangat yang masih menggebu di usia yang
sudah tidak muda lagi ?
Dia menjawab dengan lantang
dan tegas, mengalir saja. Beliau ini memang sangat memiliki selera humor yang
tinggi. Kalau bagi saya dia juga termasuk yang lintas perkembangan zaman. Beliau
berbagi cerita dengan saya. Banyak hal yang saya dapatkan dari dia.
Dan puisi ini terinspirasi
dari beliau.

No comments:
Post a Comment