Monday, 10 September 2018

PRSEIDEN REPUBLIK INDONESIA YANG TERLUPAKAN


 
Sumber gambar stidnatsir.ac.id

Sudah berapakah presiden yang pernah menjabat di Indonesia setelah merdeka ?

 Yang terlintas dipikiran kita pasti langsung mengatakan sudah tujuh presiden yang pernah mejabat di Indonesia sejak merdeka. Akan tetapi sadarkah kita bahwa sejarah berbicara bahwa semenjak Negara Kesatuan Republik Indonesia merdeka ada seseorang presiden yang pernah yang selalu kita lupakan. 

Tahukah kita itu siapa ?. ya, dialah Sjafruddin Prawiranegara. Pria kelahiran Serang , Banten 28 Februari 1991 ini adalah seorang pejuang kemerdekaan. Semasa hidupnya dia dikenal sebagai orang yang sangat tekun dan intelektual. Dia juga pernah menjabat menjadi menteri, Gubernur Bank Indonesia, dan wakil perdana menteri. Sjafruddin Prawiranegara menikahi seorang wanita berdarah Aceh yaitu Tengku Halimah Syehabuddin. Dia mempunyai delapan orang anak dari buah hasil cintanya dengan wanita tersebut. 

Pada masa kecilnya dia lebih sering dipanggil dengan nama  “kuding” diambil dari kata Udin pada namanya Sjafruddin. Jenjang pendidikannya bisa dikatakan cukup mentereng. Dia menempuh pendidikan ELS pada tahun 1925, kemudian melanjutkan ke MULO di Madium pada tahun 1928 dan AMS di Bandung pada tahun 1931. Dia mengambil pendidikan tingginya di Rechtshoogscholl atau yang saat ini kita kenal dengan Universitas Indonesia (UI) dan berhasil mnyelesaikan gelar masternya pada tahun 1939.

Lalu kapankah dia pernah menjabat sebagai presiden Republik Indonesia ?

Kala itu ibu kota negara masih Yogyakarta yang jatuh ke tangan Belanda akibat Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948. Pada masa itu terjadi kekosongan kekuasaan akibat Belanda berhasil menagkap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta yang diasingkan ke pulau Bangka. Oleh karena itu dibentuklah sebuah badan yang disebut dengan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Ditangkapnya presiden dan wakil presiden oleh Belanda mengharuskan mereka memberikan mandat langsung kepada Sjafruddin agar tidak terjadi kekosongan kekuasaan. Pemerintahan darurat inilah dengan segala usahanya yang mengharuskan Belanda mengadakan perundingan dengan Indonesia. Kala itu dibuatlah sebuah perjanjian yang kita kenal dengan perjanjian Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949. Dimana isi perjanjian tersebut yaitu:

1.  Angkatan bersenjata Republik Indonesia harus menghentikan semua aktivitas gerilya
2.    Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB)
3.    Kembalinya pemerintahan Republik Indonesia ke kota Yogyakarta
4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan semua tahanan perang dan politik
5.    Belanda menyetujui Republik Indonesia sebagian dari Negara Indonesia Serikat
6.    Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat
7. Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan dengan dasar sukarela dan persamaan hak
8.    Belanda memberikan semua hak, kekuasaan dan kewajiban kepada Indonesia

Setelah semua perjanjian selesai dan presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta dibebaskan kembali ke Yogyakarta, pada tanggal 13 Juli 1949 diadakan sidang antara Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan presiden Soekarno dan wakil presiden Hatta serta sejumlah menteri kedua kabinet untuk mengembalikan serah terima mandat yang diberikan. Dan secra resmi pada tanggal 14 Juli 1949 mandat dikembalikan kepada Pesiden Soekarno Dan Wakil Presiden Mohammad Hatta di Jakarta.

No comments:

Post a Comment

RECENT PUBLISHED

BAYANGAN

Berjalan di gang sempit Tatapan mata yang kosong diantara jalan yang terhimpit Terasa Sakit Di ikuti bayangan yang rumit Rumit .....

Recent Story

Translate

Back To Top