![]() |
Sumber gambar kompas.com
|
Lombok merupakan salah satu
destinasi wisata yang sangat tekenal di tingkat nasional maupun internasional.
Namun, baru – baru ini kota Lombok ditimpa bencana alam. Gempa dengan kekuatan besar
terjadi di Lombok. Daerah Lombok yang berada di provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB) ini memiliki wilayah yang sangat strategis dalam hal Daerah Tujuan Wisata
(DTW). Dilain sisi, wilayah ini juga sangat rawan terhadap bencana alam,
seperti tsunami, banjir dan longsor.
Berdasarkan data dari BMKG
(Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Indonesia, tercatat ada bebrapa
gempa terjadi di Lombok. Pada tanggal 24 Juli 2018 tercatat gempa dengan
kekuatan magnitudonya 5,0. Gempa juga terjadi pada tanggal 29 Juli 2018 pada
kedalaman 10 KM dengan kekuatan magnitudonya 6,4. Pada saat yang sama juga
terjadi beberapa kali gempa susulan. Dan salah satu yang menjadi berita viral
pada tanggal 05 Agustus 2018, Lombok juga mengalami gempa berkekuatan 7,0
magnitudonya. Gempa yang sangat besar kekuatannya.
Tidak cukup sampai disitu,
pada tanggal 21 Agustus 2018 gempa pada kedalaman 10 KM berkekuatan 5,1
magnitudonya kembali terjadi. Bahkan sehari setelahnya juga masih terjadi gempa
susulan dengan kekuatan 5,1 magnitudonya dan juga berada pada kedalaman 10 KM.
Rawannya bencana gempa menunjukkan, selain Lombok sangat strategis sebagai
wilayah wisata tetapi juga memiliki hal yang harus diperhatikan yaitu bencana
alam disekitarnya. Pertanyaannya adalah apa pengaruh bencana alam yang terjadi
di Lombok terhadap lokasi destinasi wisata didaerahnya ?
Wisatawan yang berkunjung
pada lokasi ini juga akan mempengaruhi terjadinya bencana alam gempa. Peraturan
ini juga ada pada World Tourism
Organization (UNWTO) untuk adanya larangan promosi destinasi wisata pada
lokasi bencana alam sapai dengan terorisme. Ini juga sangat berpengaruh
terhadap tingkat wisatawan yang berkunjung dilokasi destinasi wisata Lombok.
Selama lokasi wisata masih belum clear
dilarang adanya promosi untuk wilayah tersebut, ini akan berakhir apabila pihak
yang berwenang menyatakan lokasi destinasi wisata tersebut telah aman.
Berkurangnya tingkat
wisatawan terhadap suatu lokasi destinasi, menjadikan adanya pengaruh tingkat
ekonomi. Sebagaimana yang kita ketahui, perbandingan lurus terhadap wisatawan
yang banyak berkunjung akan menunjung peningkatan ekonomi daerah destinasi
wisata tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila lokasi wisata memiliki
pengunjung yang kurang atau mengalami penurunan pengunjung akibat suatu hal,
akan menyebabkan penurunan pendapatan ekonomi sekitarnya. Tetapi untuk bencana
alam tidak dapat diprediksi kejadiannya, karena hal tersebut memang kuasa dari
Yang Maha Esa. Tinggal kita menyikapi bencana alam ini. Adanya bencana alam
yang terjdi di Lombok membuat kita prihatin, karena ini akan mengurangi
kepercayaan public terhadap wilayah destinasi wisata di Lombok. Rasa khawatir
terhdap bencana alam oleh wisatawan akan bertambah. Akan berdampak buruk
terhadap kunjungan wisatawan dan berpengaruh negative terhadap pendapatan
ekonomi disekitar wilayah destinasi Lombok.
Namun, tidak berhenti sampai
disitu, mengambil pelajaran dari yang telah kita alami sebagaimana kata bijak
“pengalaman adalah guru yang palih berharga”. Tidak ada salahnya mengambil
pelajaran dari bencana alam yang terjadi di Lombok ini. Bisa jadi ini menjadai
proses pendewasaan bagi kita untuk lebih maju kedepannya. Menurut saya hal yang
perlu di tingkatkan adalah menejemen resiko penanganan bencana alam untuk
lokasi wisata di Lombok. Dengan mengadakan diskusi mengenai ini dan
mendatangkan ahli akan menjadikan Lombok lebih siap kedepannya. Contohnya
dengan mengadakan diskusi atau forum pembicaraan tentang manajemen resiko dan
penanganan bencana alam dapat memberikan pelajaran yang sangat penting untuk
masyarakat sekitarnya.
No comments:
Post a Comment