Wednesday, 4 July 2018

LIMBAH PLASTIK SUATU ANCAMAN BAGI EKOSISTEM


tempo.co

detak-palembang.com

Sampah memang suatu yang sangat banyak ditemukan di berbagai kota. Limbah hasil rumah tangga, hasil pabrik, dan banyak lagi yang menghasilkan limbah. Tercemarnya suatu ekosistem juga diakibatkan kurangnya pengelolaan limbah yang dihasilkan homestay ataupun industri. Dilansir dari tempo.co pada tanggal 21/12/2017, laut kutub utara juga sudah tercemar limbah plastik. Limbah ini dating dari Eropa dan China. Limbah plastik mungkin tersapu ke utara oleh arus laut dan angin. Ini membuktikan masih kurangnya pengelolaan limbah yang datang dari homestay atau industri. Berdasarkan data dari lingkunganhidup.co, kota – kota didunia menghasilkan sampah plastik hingga 1,3 miliar ton setiap tahun. Menurut perkiraan Bank dunia, angka ini akan terus bertambah hingga tahun 2025. Pertumbuhan angka limbah plastik ini juga menjadi momok yang sangat serius dalam pencemaran lingkungan. Tidak hanya hewan disekitar kita bahkan manusia itu sendiri pun akan mengalami kesusahan apabila limbah yang tidak dapat dikontrol dengan tepat ini. Bayangkan berdasarkan data di atas, seberapa luas harus dibuat TPS (Tempat Pembuangan Sampah) untuk mencukupi tempat sampah ini. 


Kesadaran akan penggunaan limbah plastik masih kecil, apalagi dikalangan masyarakat kita sendiri. Masih banyak masyarakat yang belum tahu akan akibat yang didapat dengan limbah plastik yang tidak dikelola dengan baik. Baru – baru ini ada juga kasus mamalia laut (ikan paus) mati di Thailand, didalam perutnya dipenuhi sampah plastik (sumber pikiran rakyat). Tanpa sadar kita perlahan telah menyebabkan kerusakan ekosistem.

Bagaimana jika sampah plastik yang dihasilkan mengalahkan jumlah ikan ? Mungkin efeknya kita tidak bisa lagi menikmati ikat hasil laut. Nelayan tidak bisa lagi menangkap ikan dari laut. Setiap malaut, yang terjaring di jala para nelaayan tidak lagi ikan, melainkan sampah plastik hasil dari kita sendiri. Pemerintah juga menurut saya harus berperan aktif dalam penekanan jumlah produksi plastik. Dengan penyuluhan, mungkin. Pemerintah harus menunjukkan tindakan positifnya sebagai lembaga yang meiliki power atau kekuasaan. Jangan hanya sibuk bagi – bagi kue tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat. 

Krisis pengelolaan sampah ini juga sangat mengkhawatirkan. Banyak sungai yang dulu terlihat cantik dengan ekosisem disekitarnya. Tetapi sekarang sampah sampah plastik yang terbuang sembarangan menghiasi bahkan menggunung disekitarnya. Air yang semula jernih terlihat keruh akibat limbah itu. Ekosistem yang disekitarnya hijau kini kelam tertimpa sampah plastik. Kita tidak bisa menyalahkan alam, kalau suatu saat dia marah. Kemarahan alam tidak pernah main – main. Sekali alam marah banyak kerusakan yang diakibatkan bahkan bisa menelan korban jiwa. Musibah yang kita alami juga akibat dari perbuatan kita sendiri. Sembarangan membuang sampah ke sungai, apabila hujan lebat mengakibatkan aliran sungai tersumbat dan terjadilah bencana alam ataupun banjir. Banjir akan merusak daerah sekitar sungai. Bahkan pemukiman warga disekitar sungai akan menelan pahitnya akibat banjir ini. 


Tetapi ada juga masyarakat yang sangat peduli akan hal ini. Berdasarkan artikel yang saya abaca pada tanggal 03/07/2018 dari tempo.co, desa di kabupaten Sleman, Yogyakarta mengelola sampah sebagai bahan kerajinan tangan. Wisata yang berbeda dalam kancah tanah air. Desa Ekowisata Pancoh itulah sebutan yang dating dari mereka. Dari tangan ibu kreatif menghasilkan atau merubah sampah menjadi suatu hal yang menarik untuk ditunjukkan. Kegiatan – kegiatan seperti inilah salah satu yang sangat diperlukan untuk mengurangi sampah plastik. 

Mengurangi sampah plastik dimulai dari diri kita, dan memberikan sesuatu yang positif pada lingkungan atau orang sekitar kita supaya memperkecil penggunaan plastik. Menjaga kebersihan sekitar kita, dapat mengurangi polusi limbah. Ada satu hal lagi, apabila anda sering menjadi wisatawan ke suatu daerah, gunakanlah bahan – bahan yang memang ramah lingkungan. Hal ini juga akan menyebarkan kesadaran akan penggunaan bahan plastik.

No comments:

Post a Comment

RECENT PUBLISHED

BAYANGAN

Berjalan di gang sempit Tatapan mata yang kosong diantara jalan yang terhimpit Terasa Sakit Di ikuti bayangan yang rumit Rumit .....

Recent Story

Translate

Back To Top